Selasa, 18 Januari 2011

Drama in Istanbul - UEFA Champions League Final 2004/2005 Liverpool vs AC Milan



"When you walk through the storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark
At the end of the storm
There's a golden sky
And the sweet silver song of the lark

Walk on, through the wind

Walk on, through the rain
Though your dreams be tossed and blown
Walk on, walk on, with hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone

Walk on, walk on, with hope in your heart

And you'll never walk alone
You'll never walk alone"
     Kutipan lyric diatas adalah lagu yang terus dinyanyikan oleh para pendukung Liverpool Fc di stadion Kemal Ataturk,Istanbul,Turki Pada malam itu . Meskipun dalam keadaan ketertinggalan 3gol Para suporter tetap bersemangat mendukung tim kesayangannya memenangkan laga Final UEFA Champions League 2004/2005. Tak ingin mengecewakan para suporter mereka , para pemain Liverpool pun berusaha sekuat tenaga untuk membalas ketertinggalan mereka . dan selanjutnya apakah yang terjadi ??




     Musim 2004-05 rasanya tidak ada partai yang begitu dramatis selain laga final di Istanbul, Turki. Final edisi ke-50 ini menunjukan bahwa di dalam sepak bola tidak ada hal yang mustahil. Liverpool berhasil menciptakan hal yang fantastis dan menunjukkan semangat pantang menyerah dalam sepak bola(hal yang wajib di tiru). Mereka sanggup mengejar ketertinggalan dan akhirnya memenangi laga . Langkah LIverpool Menuju Stadion Olympiat Ataturk memang tidak menunjukkan peforma calon juara. Terseok-seok di fase grup, Liverpool akhirmya lolos ke babak knock-out melalui tendangan keras Gerrard saat mengalahkan Olympiakos di pertandingan terakhir. Di fase ini, Leverkusen dan Juventus disingkirkan the Reds dengan susah payah. di Semifinal, mereka pun memastikan tiket final setelah menyinfkirkan Chelsea dengan amat susah payah. The Reds lolos melalui gol tunggal Luis Garcia. Sampai pada akhirnya mereka berhasil mencapai final pertama dalam 20 tahun terakhir dan mengangkat trofi Liga Champions untuk kelima kalinya "We won it five times in Istanbul".
    
KEAJAIBAN SEPAKBOLA

   Sepak Bola memang bukan matematika. Liverpool menunjukan bukti nyata. Di 45 menit pertama, Liverpool sudah tertinggal 3-0dari AC milan. Paolo maldini membuka keunggulan Milan dengan mencetak gol tercepat dalam sejarah final Liga Champions. Kemudian Hernan Crespo Menambah keunggulan I Rosonerri dengan dua golnya pada menit ke-38 dan 43. skor pun bertahan sampai turun minum.
   Para pemain dan Suporter The Reds tidak habis pikir timnya bisa ketinggalan jauh dari milan di babak pertama. 
Dinding stadion Kemal Ataturk pun seperti setipis kertas. Dari kamar ganti Liverpool, sorak sorai pemain AC Milan di ruangan yang berbeda begitu jelas terdengar. Semua pemain Liverpool tertunduk lesu. Tak ada yang berani menegakkan kepala.

Tak mau disetir kemurungan, Rafael Benitez menghimpun nafas dan berdiri di tengah para pemainnya. Sang manajer sadar, dia hanya punya waktu 15 menit untuk mengembalikan kepercayaan diri tim. Ketika berjalan dari bangku cadangan menuju ruang ganti, benak Benitez dipusingkan mencari-cari kalimat dalam bahasa Inggris yang tepat untuk "menghidupkan" para pemainnya. Kalimat yang kemudian meluncur dari mulutnya sederhana saja.


"Jangan tundukkan kepala kalian. Kita Liverpool. Kalian bermain untuk Liverpool. Jangan lupakan itu. Kalian harus tetap menegakkan kepala kalian untuk suporter. Kalian harus melakukkannya untuk mereka", serunya.

"Kalian tak pantas menyebut kalian pemain Liverpool kalau kepala kalian tertunduk. Kalau kita menciptakan beberapa peluang, kita berpeluang bangkit dalam pertandingan ini. Percayalah kalian mampu melakukannya. Berikan kesempatan buat kalian sendiri untuk keluar sebagai pahlawan."

Sebelum tim keluar kamar ganti, Rafa menyusun skema formasi baru di papan tulis. Untuk menghambat Kaka, Rafa meminta Dietmar Hamann bersiap tampil menggantikan Djimi Traore. Namun, ketika diberitahu Steve Finnan mengalami cedera, Benitez memanggil kembali Traore yang sudah mencopot sepatu dan berjalan ke kamar mandi. Keputusan terakhir Finnan keluar, Hamann masuk.

Rafa sadar, tak ada lagi ruginya mengorbankan seorang pemain bertahan. Liverpool bermain dengan tiga pemain belakang dan kapten Steven Gerrard didorong lebih ke depan. Liverpool memang harus bangkit, sekarang atau tidak sama sekali.

Inilah lima belas menit yang menentukan. Lima belas menit yang mengubah segalanya. The Reds berharap mereka dapat mencetak gol cepat di babak kedua. 

Babak kedua menjadi milik Liverpool. Sembilan menit berjalan, Liverpool menyulut sumbu ledak stadion.Gol yang diharapkan tersebut baru datang pada menit ke-54. Berawal dari Umpan John Arne Riise dari sisi kanan pertahanan Milan, Gerrard berhasil menyundul bola ke gawang Milan yang dikawal Nelson dida. Dua menit kemudian, Vladimir smicer terus memperkecil ketertinggalan The Reds Menjadi 3-2. Tendangannya dari luar kotak penalt berhasil mengecoh Dida. Kondisi  itu membuat Milan jadi tertekan. Kesempatan itu dimanfaatkan Liverpool yang telah meningkatkan moralnya untuk menyamakn kedudukan. Berawal dari serangan bali, Gerrars membawa bola menusuk jantung pertahanan Milan. Gennaro Gatusso yang ikut mengejar kemudian menjatuhkan Gerrad di dalam kotak penalti dan wasit Mejuto Gonzalez menunjuk titik putih , 




Penalti! Awalnya, eksekusi Xabi Alonso sempat ditahan Dida, tapi bola muntah langsung disambar Alonso tanpa bisa di hadang pemain Milan yang lain. Skor pun Imbang 3-3.


Cerita belum selesai. Kedudukan 3-3 bertahan hingga 90 menit. Pertandingan diperpanjang hingga 30 menit, tapi tetap tak bisa menentukan pemenang. Juara Liga Champions musim itu pun harus diselesaikan melalui babak adu penalti. 
Sebelum "babak perjudian" itu dimulai, Jamie Carragher datang menghampiri kiper Jerzy Dudek. Carra menyarankan Dudek agar melakukan "sesuatu" untuk mengacaukan konsentrasi pemain Milan. Dudek langsung teringat rekaman video yang pernah disaksikannya. Kaki spaghetti! Saat adu penalti final Piala Champions 1984 melawan AS Roma, pendahulu Dudek, Bruce Grobbelaar, memelintir-melintir kakinya. Entah memang berpengaruh atau tidak, Grobbelaar berhasil membawa Liverpool menang dan merebut Piala Champions.


Trik yang sama dipakai Dudek ketika Andriy Shevchenko bertugas sebagai eksekutor terakhir Milan. Terbukti, trik kuno itu berhasil. Tendangan Serginho , Andrea Pirlo berhasil Digagalkan . dan tiba saatnya Shevchenko mengambil giliran . 

Eksekusi Sheva mengarah ke tengah gawang dan dengan sebelah tangan, Dudek menahannya.Liverpool pun merajai Eropa! Jerih payah fans Liverpool yang terus menggemuruhkan dukungan untuk klub kesayangan mereka terbayar sudah! Liverpool pun menang 3-2 dalam adu penalti .



DETAIL PERTANDINGAN




Milan vs Liverpool 2005-05-25.svg






Milan Italy3 – 3 (a.e.t.)England Liverpool
Maldini Goal 1'
Crespo Goal 39'44'


Gerrard Goal 54'
Šmicer Goal 56'
Alonso Goal 60'
Penalties
Serginho Missed (hit crossbar)
Pirlo Missed (saved)
Tomasson Scored
Kaká Scored
Shevchenko Missed (saved)
2 – 3Scored Hamann
Scored Cissé
Missed (saved) Riise
Scored Šmicer









MILAN:
GK1Brazil Dida
RB2Brazil Cafu
CB31Netherlands Jaap Stam
CB13Italy Alessandro Nesta
LB3Italy Paolo Maldini (c)
DM21Italy Andrea Pirlo
RM8Italy Gennaro GattusoSubstituted off in the 112th minute 112'
LM20Netherlands Clarence SeedorfSubstituted off in the 86th minute 86'
AM22Brazil Kaká
CF7Ukraine Andriy Shevchenko
CF11Argentina Hernán CrespoSubstituted off in the 85th minute 85'
Substitutes:
GK46Italy Christian Abbiati
DF4Georgia (country) Kakha Kaladze
DF5Italy Alessandro Costacurta
MF10Portugal Rui CostaSubstituted on in the 112th minute 112'
MF24France Vikash Dhorasoo
MF27Brazil SerginhoSubstituted on in the 86th minute 86'
FW15Denmark Jon Dahl TomassonSubstituted on in the 85th minute 85'
Manager:
Italy Carlo Ancelotti
LIVERPOOL:
GK1Poland Jerzy Dudek
RB3Republic of Ireland Steve FinnanSubstituted off in the 46th minute 46'
CB23England Jamie CarragherBooked in the 75th minute 75'
CB4Finland Sami Hyypiä
LB21Mali Djimi Traoré
DM14Spain Xabi Alonso
RM10Spain Luis García
CM8England Steven Gerrard (c)
LM6Norway John Arne Riise
SS7Australia Harry KewellSubstituted off in the 23rd minute 23'
CF5Czech Republic Milan BarošBooked in the 81st minute 81'Substituted off in the 85th minute 85'
Substitutes:
GK20England Scott Carson
DF17Spain Josemi
MF16Germany Dietmar HamannSubstituted on in the 46th minute 46'
MF18Spain Antonio Núñez
MF25Croatia Igor Bišćan
FW9France Djibril CisséSubstituted on in the 85th minute 85'
FW11Czech Republic Vladimír ŠmicerSubstituted on in the 23rd minute 23'
Manager:
Spain Rafael Benítez


ket : Substituted on in the 86th minute Masuk Sebagi pemain pengganti
        Substituted off in the 112th minute Digantikan oleh pemain lain


Mukjizat di Istanbul ini kemudian diabadikan dalam film Fifteen Minutes That Shook The World. Betapa tidak, final Liga Champions musim itu sangat dramatis dan membuktikan segalanya mungkin terjadi di lapangan sepakbola.

Pascafinal Istanbul, hidup tak lagi sama. Tapi, hidup juga berjalan terus. Satu per satu figur pemain heroik, seperti Harry Kewell, Milan Baros, Djibril Cisse, Luis Garcia, Dudek, dan Smicer meninggalkan Anfield dan melanjutkan karir di klub baru.

Sebagian tetap tinggal, terutama Gerrard. Sang kapten sempat disebut-sebut akan hijrah ke Chelsea musim panas 2005 itu. Tapi, Istanbul mengubah segalanya.

"Bagaimana mungkin saya pindah setelah mengalami final seperti ini?" ujar Steven Gerrard.

"You'll Never Walk Alone...Arak-arakan bus dengan atap terbuka dan kerumunan satu juta orang, 300 ribu di antaranya memadati St George's Hall, suatu hari di Mei 2005, pasti takkan pernah dilupakan Liverpudlian sepanjang masa".


















































































"aku dan semua pemain berpikir pertandingan sudah berakhir setelah babak pertama. Kepala para pemain semuanya tertunduk. Namun manajer kami berhasil menyemangati kami dan mengubah taktik dengan baik," Steven Gerrard MBE

0 comments:

Posting Komentar